Madanika.id, Washington – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, untuk mengajak perundingan baru terkait program nuklir negara itu. Dalam surat yang dikirim pada Jumat, 7 Maret 2025, Trump menegaskan bahwa dialog adalah opsi terbaik untuk menghindari konflik. Namun, ia juga memperingatkan bahwa jika Iran tetap melanjutkan pengayaan uranium tanpa kesepakatan, kemungkinan aksi militer tak bisa dihindari.

Langkah ini menjadi interaksi resmi pertama antara Washington dan Teheran sejak Trump kembali menduduki Gedung Putih pada Januari lalu. Presiden AS itu menyebut perundingan sebagai solusi terbaik guna menghindari ketegangan lebih lanjut di kawasan.
Namun, Iran merespons ajakan ini dengan sikap dingin. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menolak negosiasi dengan syarat yang diajukan AS. Ia menegaskan bahwa sebelum pembicaraan dimulai, Washington harus mencabut sanksi ekonomi yang selama ini menekan perekonomian Iran.
Ketegangan antara kedua negara kembali meningkat setelah laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyebutkan bahwa Iran telah mempercepat pengayaan uranium hingga tingkat yang mengkhawatirkan. Beberapa analis memperingatkan bahwa langkah ini mendekatkan Iran pada kemampuan memiliki senjata nuklir.
Di sisi lain, Trump juga memberi sinyal bahwa jika Iran tidak segera mengambil langkah konkret untuk menghentikan ambisi nuklirnya, AS dan sekutunya—termasuk Israel—tak segan mengambil tindakan lebih jauh. "Iran tidak bisa terus mengulur waktu dengan tuntutan pencabutan sanksi tanpa komitmen nyata," ujar Trump dalam keterangannya.
Situasi ini menambah ketegangan di Timur Tengah, dengan kemungkinan eskalasi yang dapat berdampak pada stabilitas global.
Ikuti Kami